Sunday, February 25, 2007

Mom&Sons




I'm a happy Mom with 2 lovely sons. I'm so thankful to have them in my life :-)

Jatuh Lagii....


Akhirnya terjadi juga dengan sebenar-benarnya. Kalau beberapa waktu yang lalu Emil jatuh atau melorot dari stroller, maka yang terjadi dini hari tadi adalah benar adanya jatuh dari tempat tidur, Saudara saudara….



Antara ada dan tiada, bermimpi, mengantuk dan bingung,….gw terbangun terduduk ketika merasakan ada yang lewat disamping kepala gw. Ternyata pas gw lihat kebawah, anak gw udah tergeletak dibawah alat yang berfungsi untuk sit up (entah apa namanya..). Refleks gw berteriak kencang memanggil suami gw," Papiiiiiiiiiiiiiii……!!!!!!". Serta merta suami gw terbangun dan buru-buru mengambil anak gw yang menangis. Segera gw ambil alih dan gw tenangkan. Disusuin masih belum mau karena nampak masih syok. Meskipun sebentar kemudian dia sudah mau menyusu dan bobok lagi. Aaaah…….Alhamdulillah…



Menurut suami gw, Emil menangis karena kaget dengar teriakan gw. Menurut gw, dia udah menangis ketika gw teriak.



Menurut suami gw, Emil terjatuh tengkurap.
Menurut gw, dia jatuh dengan posisi telentang dan menangis.



 Bingung? Sama!! Namanya juga masih mengantuk dan panik hehehehehe…Seharian ini gw cek, nampaknya Emil baik-baik saja. Tidak ada luka atau trauma pasca kejadian itu. Semoga yaa…..



Pastinya, hari ini suami gw berencana untuk membongkar tempat tidur dan meletakkan kasur dibawah saja. Supaya kalau terjadi lagi, anak gw gak sakit-sakit amat jatuhnya..hehehehe…

Ian 11


21 Februari 2007 kemarin, sulung gw ulang tahun yang ke-11. Seperti biasa, Ian ini udah heboh dari jauh jauh hari. Soal mentraktir temen, soal kado, soal kejutan..dan lain-lain, dan lain-lain. Namanya anak-anak, yang ada dipikirannya hanya seneng-senengnya aja, tanpa mikir bagaimana ibunya ini dapat mewujudkan semua keinginannya itu  .



Nah, dari gw dan suami, ceritanya kita kasih kado MP3 player. Awalnya sih pengen gw beliin yang MP4 biar bisa simpan foto-foto. Tapi suami gw gak setuju. Disamping anaknya belum bisa merawat barang, takutnya nanti fasilitas simpan gambar itu disalahgunakan untuk hal-hal lain yang belum waktunya. Hehehehe ….jauh bener mikirnya! Niat gw sih karena belakangan anak gw hobi banget dengerin lagu-lagu. Terutama yang jadi soundtrack sinetron. Jadi kenapa gak gw kenalin ama MP3 player aja. Lagian juga, setiap pulang sekolah sehabis pelajaran komputer pasti dia ribut minta dipasangin Winamp. Selama ini dia gak tahu kalau di komputer meja warisan gw ada program itu. Dia gak tahu karena komputer itu emang gak dipasang-pasang ama suami gw. Alasannya, udah terlalu jadul. Malu-maluin juga hehehehe…Dijanjiin nanti nanti aja kalau punya rejeki beli laptop sendiri. Jadi selama ini kita mah manfaatin laptop suami yang dibawa dari kantor hehehe..



Sementara dari bapaknya yang di Solo, si Ian ini dapat kiriman handset Motorola CDMA. Gw cuman dipesenin supaya beliin kartunya. Selama ini meneketehe gw soal CDMA. Kebutuhan gw sudah tercukupi dengan kartu GSM gw. Karena diminta beliin kartu perdana, ya udah gw pilihin Flexi. Mungkin karena gw sama suami dari dulu pakainya Telkomsel, jadi gw berpikir bahwa Telkom Flexi adalah pilihan yang tepat. Gak tahunya, CDMA pun mengenal frekwensi seperti halnya GSM. Sedangkan milik Ian ini rupanya hanya mengenal 1 frekwensi. Akibatnya pas gw minta tolong abang gw beliin kartu perdana Flexi (dia kebetulan lagi stranded di Jakarta karena pesawat ke BDJ fully booked terus. Kalau toh ada juga dengan harga yang gila-gilaan hehe) ternyata gak bisa sama sekali. Setelah dicoba dengan meminjam kartu Esia saudaranya tetangga gw, malah bisa. Dan dengan polosnya Ian bilang,"Mas Ade, kartunya buat aku aja yaa…Mas Ade pakai kartuku.." . Enaknyaaaaa….. . Akhirnya kita beliin kartu perdana Esia.



Kenorakan-kenorakan anak gw mulai muncul seputar kehadiran 2 benda baru itu. MP3 dia tenteng kemana-mana. Ikutan nyanyi kenceng-kenceng dengan suara yang super fals. Diledekin melulu sama Papinya," Jangan marah-marah terus doong…". Dan biasanya dia menjawab," Aku kan cuman ngikutin lagu ini, Papiiii…". Lhah…ngikutin tapi out of tune! Bukan ngikutin, tapi ngerusak telinga orang ...Hahaha…Slendro pathet manyura!  . Soal telepon genggam, sebentar dia nyalain, sebentar dia hidupin. Padahal kalau dimatiin atau dihidupin pasti mengeluarkan suara/dering yang khas dan kenceng. Entah apa yang ada dipikirannya. Mungkin ingin menghemat baterai atau apa. Yang pasti, abang gw sampai malu waktu dia ikutan ke Nokia Service Center (abang gw lagi betulin handset-nya disitu) karena aksi nyala-hidup handphone itu. Bayangkan aja ditengah suasana hening, bolak balik anak gw mati hidupin telponnya.


Capek deeeeeeeeehh…...



Anyway, Happy Birthday, My Son...

Saturday, February 24, 2007

Buah Hati Ibu

Go to fullsize imageGw gak tahu, apakah setiap ibu akan merasakan hal yang sama seperti yang gw rasakan. Ketika buah hati kita diserang penyakit, rasanya kita sepenuhnya rela menyerah diri untuk menggantikannya. Dan ketika kita tak sanggup berbuat apa-apa, perasaan takut kehilangan begitu erat membelenggu kita. Bahkan gw sempat trauma bahwa gw akan ditinggalkan lagi, seperti kala orang-orang terkasih gw (Papi Farouk, Mamah Ade, Oom Eddy) pergi meninggalkan gw. Kadang gw berpikir,"Ah..mungkin gw yang terlalu berlebihan...". Tapi gw sendiri gak tahu bagaimana menghentikannya.


Beberapa waktu lalu Emil didiagnosa terkena Infeksi Saluran Kemih atau ISK. Pemeriksaan lab selanjutnya menyebutkan kalau bakteri yang menyebabkan infeksi adalah E. Coli dengan jumlah signifikan 100,000/ml. Hasil lab untuk kultur dan resistensi ternyata hanya ada 1 jenis antibiotik yang sensitif terhadap bakteri tersebut dan yang bisa dikonsumsi Emil. Obat-obat lain biarpun sifatnya sensitif diterima bakteri, tapi tidak berupa obat oral. Semua injeksi. Artinya harus stay di rumah sakit kan? Sementara ada 1 jenis obat oral lainnya yang sensitif tapi hanya bisa dikonsumsi untuk usia 12 tahun keatas.


DSA Emil sudah memberikan obat itu sebelum hasil lab untuk kultur & resistensi keluar. Bingo! Ternyata memang hanya obat itu yang bisa diberikan . Setelah hasil lab keluar, DSA tinggal melanjutkan pemberian obat tersebut. Dosisnya sudah 150mg. Lumayan tinggi untuk anak gw yang baru berusia nyaris 8 bulan waktu itu. Pengobatan diberikan selama 10 hari. Setelah itu, istirahat minimal 3 hari, baru cek lab lagi. Untuk melihat apakah infeksinya sudah pergi.


Sewaktu melihat kondisi fisik Emil sih...semua baik-baik saja. Gak ada yang aneh, gak ada yang memburuk. Kondisi-kondisi seperti pipis warna merah atau kristal-kristal menggumpal yang menyertai air seninya sudah perlahan pergi. Memang pas dibawa ke dokter spesialis bedah anak untuk dilakukan dilatasi sebagai upaya menanggulangi phimosis-nya, memang sempat memerah ujung penisnya. Mungkin karena dipaksa supaya lebar. Alhamdulillah sesudah itu segalanya membaik. Menurut kacamata gw......


Hari ini, rencananya mau cek lab sekaligus ketemu DSA-nya Emil. Ternyata DSA-nya lagi seminar. Gw hanya bicara ditelpon & katanya disuruh bacain hasil lab kalau sudah keluar. Tapi ketika akhirnya hasil lab ditangan, gw malah gak bisa ngobrol ama dia. Telpon gw gak dijawab. Yaah...mungkin lagi seminar kan? Sementara gw mulai panik melihat hasil lab yang tetap mengindikasikan adanya infeksi. Malahan untuk kadar protein yang tes sebelumnya hanya ditulis positif (+) sekarang sudah menjadi positif 2 (++). Pikiran gw langsung kacau. Ketakutan terbesar gw kalau kalau infeksi sudah menyerang tempat lain. Takutnya keberadaan protein ini karena ada kebocoran pada fungsi ginjal.


Haduuuh....gw panik suranik deh..


Berhubung DSA-ny gak bisa dihubungin, akhirnya gw milih ke DSA lain tapi masih di rumah sakit yang sama, masih di Permata Cibubur. Pertimbangan gw karena medical record-nya masih terdata lengkap disitu. Kalau ada apa-apa lebih gampang menelusurinya. DSA yang ini lebih senior sih, laki-laki dan memiliki gaya berkomunikasi rada kenceng. Galak kalau gw boleh bilang. Tapi menjelaskannya juga runut. Jadi disatu sisi gw rada tenang. Karena menurut dia, beberapa ketakutan gw itu memang iya kalau secara teori. Tapi untuk menuju kesitu juga bukanlah sesuatu yang mudah. Maksud gw, ketakutan gw kalau infeksi sudah ke ginjal juga bukan serta merta mudah terjadi. Teorinya memang begitu kalau didiamkan atau telat penanganan. Tapi...gw kan juga gak yakin kapan anak gw mulei terinfeksi? Bisa saja karena daya tahan tubuhnya yang bagus, maka dia gak nampak separah yang orang kira?


Gw makin kalut sebenernya ketika DSA ini bilang kalau ternyata anak gw gak sembuh juga, berarti ada kecurigaan bahwa ada kelainan anatomi dalam tubuh anak gw. Duuh!!! Sesuatu yang tidk mudah untuk diobati kan? Gw bertanya peluang melakukan koreksi, ya dijawab dengan pisau bedah. Walaaaaaaaaaaaaaaahhh...


Ibu manapun pasti tidak akan tega menyaksikan anaknya masuk ruang operasi. Iya kan? Saat ini DSA itu memberikan antibiotik yang sama tetapi dengan dosis yang dinaikkan sedikit menjadi 160mg. Untuk 10 hari kedepan. Gw berharap semoga terjadi perubahan yang berarti. Sehingga anak gw tidak perlu mengalami berbagai macam kegiatan medis yang syerem-syerem, seperti dioperasi misalnya.


Doain yaaa....???


 

Thursday, February 22, 2007

8 Months


Hari ini
Delapan bulan sudah
Sejak kau hadir,
dikirim dari surga,
untuk melengkapi kebahagiaanku


Cintaku padamu
tiada syarat,
tiada berakhir...


(diambil 23 Februari 2007 pagi sebelum berangkat kantor)

Sunday, February 18, 2007

Jatuh dari Stroller


Minggu yang lalu, gw sempet lihat catatan perkembangan bayinya si Cinta dan menemukan catatan Leysha yang jatuh dari tempat tidur. Sempet terlintas dipikiran gw "Alhamdulillah Emil enggak jatuh dari tempat tidur sampai seusia sekarang...". Soalnya sang kakak, si Ian, pernah jatuh dari tempat tidur pas umur 3-4 bulan. Padahal udah dijagain kanan kiri, tapi ternyata lolos juga..dan menyisakan kepanikan buat gw hehehe.. Itu pun masih ditambah omelan dari almarhumah Mamah panjang pendek . Kebayang kan kalo para nenek lebih menguasai cucu-cucu dibanding mak-nya sendiri?



Hari Minggu kemarin (pas Tahun Baru Cina/Imlek), gw dan suami sudah sibuk dari pagi. Maklum ditinggal pembantu berhenti kerja dan pengasuhnya Emil ambil jatah cuti. Bangun pagi mompa ASI dulu, baru turun kebawah siap-siap berberes. Emil sudah ikutan bangun, sementara Ian masih melingkar dikasurnya. Gw langsung ambil kerjaan di dapur, merapikan sana sini, termasuk mencuci piring gelas kotor . Suami gw yang gendong Emil turun dari lantai 2 langsung bawa dia ke stroller-nya. Trus dia tinggal kebelakang untuk menyelesaikan cucian dan jemuran.



Sewaktu gw mau masukin panci ke kabinet dibawah kompor, tiba-tiba gw denger suara kresek-kresek. Spontan menoleh mencari asal suara dan,…Emil sudah tengkurap dibawah stroller !!  Sambil berusaha meraih perlak (plastik alas ompol) yang ada di stroller-nya (ini yang bikin suara kresek-kresek). Refleks gw berteriak, " Anakku jatuh!!…".



Langsung deh suami tergopoh-gopoh lari mengambil anak gw. And you know what? Dia malah tersenyum lebar….Pheww…. Alhamdulillah dia gak kenapa-kenapa. Meskipun gw tetep gak bisa merekonstruksi ulang bagaimana dia bisa jatuh hehehe…Mungkin melorot, kayak maen perosotan. Karena enggak nangis, berarti tidak ada benturan yang membuat dia kesakitan. Lagian kalo ada benturan pasti gw denger suara "Duk!" atau apa gitu.



Tapi yang jelas papinya merasa bersalah, karena waktu meninggalkan Emil di stroller tanpa mengikatkan seat belt-nya sama sekali. Bete gak sih?? Ini yang bikin gw makin yakin bahwa menyerahkan 100% anak kita kepada para suami adalah tidak mungkin. Betul?

Wednesday, February 7, 2007

Emil vs ISK


Jumat 2/2/2007, pas banjir mulai melanda Jakarta, anak gw yang masih 7 bulan mulai sering muntah. Mungkin kalo dari awal kelahirannya dia biasa gumoh, gw gak khawatir. Biasanya dia belom sempet dibikin bersendawa pun, gak masalah. Pokoknya anak gw ini kagak ngrepotin lah…J . Hari Jumat itu, sekitar menjelang maghrib dia mulai muntah. Dikit sih….tapi tetep menurut gw gak wajar. Malamnya, gw yang gak bisa lelap tidur (karena suami gak pulang,bow..kantornya kebanjiran dan banyak pasukannya yang gak bisa masuk kantor, maka akhirnya dia menginap disana L ) dikejutkan ketika Emil muntah jam 2 dini hari. Gw panik karena sendirian. Setelah dibersihkan dan ganti baju, dia bisa bobok lagi. Tapi jam 4 pagi setelah gw susuin, gak tahu kenapa dia muntah lagi. Kali ini banyak banget karena memang abis minum kan…Gak cuma badan dan baju dia, tapi juga baju dan badan gw. Terpaksalah gw membangunkan pengasuh Emil., gak sanggup gw handle sendirian L .



Hari-hari selanjutnya Emil memang jadi gampang muntah. Karena badannya gak panas, jadi gw pikir ya mungkin karena masuk angin. Maklum, Jakarta dingin banget hari-hari itu. Hujan gak berhenti mengguyur selama beberapa hari. Paling Emil gw banyakin pake minyak telon. Soalnya hari-hari biasa justru menghindari pemakaian minyak, bedak atau krim yang gak perlu. Maklum ya,bow…anak gw ini kulitnya alergi macem-macem hehehe.. Namun karena gak berkurang juga, kecurigaan gw bergeser bahwa ini bukan sekedar masuk angin. Selama bulan Januari, dia memang minum obat beberapa kali dari DSA-nya. Berikut vitamin sebagai suplemen makanan. Bermula dari gejala flu tanggal 1 Januari lalu, karena suhunya meninggi, DSA meresepkan puyer yang mengandung antibiotik. Setelah minum obat, tak berapa lama Emil muali berwarna pipisnya. Gw pikir karena pengaruh minum obat. Soalnya ketika berhenti minum obat, pipisnya gak papa. Tapi Emil minum obat lanjutan lagi di pertengahan Januari karena flu-nya belom sembuh bener, ditambah Apialys sebagai vitamin. Pipisnya mulai berwarna lagi dan disertai munculnya serbuk/kristal kayak garam gitu. Gw minta pemberian vitamin distop dulu karena obat sudah habis. Awalnya cuman diberi 2 hari sekali. Hasilnya memang hilang, tapi nanti timbul lagi. Akhirnya gw putusin untuk menghentikan total. Setelah 3 hari berhenti, ternyata pipisnya tetep berwarna merah dan mengandung butiran-butiran kristal. Gw langsung sadar, pasti ada yang salah!



Gw langsung bawa ke DSA yang ada di Permata Cibubur. Berhubung hari Senin DSA yang biasa pegang Emil dan Ian gak praktek, gw milih DSA lain yang tidak terlalu banyak antrinya. Begitu Emil diperiksa, si DSA ini mencurigai Emil kena ISK = Infeksi Saluran Kemih/Kencing . Infeksi saluran kemih umumnya disebabkan oleh bakteri Gram negatif (Escherichia Coli) yang berasal dari saluran cerna, kelainan bawaan pada saluran kemih seperti lubang kulup yang terlalu kecil (phimosis), atau letak lubang uretra yang tidak normal. Selain itu juga disebabkan adanya batu saluran kemih, sering menahan kemih atau sembelit (kelainan bawaan pada saluran kemih seperti lubang kulup yang terlalu kecil). DSA ini menyarankan untuk tes urin lengkap, serta tes kultur & resitensi-nya untuk mengetahui kumannya lebih lanjut. Istilahnya dibiakkan.



Malam itu juga gw nongkrong di laboratorium Permata Cibubur. Gw rada sebel sama orang lab-nya. Gak helpful sama sekali. Pastinya dia belom pernah punya anak kecil. Gak pernah ngerasain susahnya ngumpulin air seni anak bayi umur 7 bulan..hu-uuh..!! Karena ditolak malam itu dengan alasan harus urin pagi sebelom jam 9, maka gw beserta rombongan sirkus pulang kandang. Berbekal urine collector, berharap besok pagi bisa menampung urin segar pagi hari.



Selasa pagi terpaksa gw gak masuk kantor (kalo hari Seninnya sih diliburkan karena banjir). Kasian deh sama si Emil. Bolak balik dipaksa pipis. Giliran keluar malah meleset dari urine collector-nya hehehe. Akhirnya dapat dikit. Gw paksa untuk bisa diterima sama lab-nya Permata Cibubur. Dan again…. Meet the same person!! Urin diterima tapi hanya untuk tes urin lengkap. Sementara untuk yang kultur & resistensi harus dalam jumlah banyak dan ditaroh di wadah steril. Penyampaian si orang ini memang menyebalkan. Kesannya makin mempersulit posisi gw yang sudah sulit. Banyak banget syaratnya, seolah-olah kayak mau tes penyakit apaaa gitu…Sebel deh..Dibilangnya harus 1 wadah penuh. Minimal setengahnya. Gilaa…Mana ada kencing bayi sebanyak itu? Belom lagi pas gw udah lamaaaa nungguin di lab, pas Emil pipis dan gw serahin ditolak karena udah jam 10 lewat. "Harus urin dibawah jam 9 pagi,bu..", dengan gaya sok ramah tapi memuakkan! Bete!..



Akhirnya gw cuman ngambil hasil lab urin lengkap (urinalisa). Gak paham-paham banget sih…tapi yang jelas kalo beda dengan nilai rujukan artinya ada yang gak semestinya toh? Akhirnya gw telpon adek kelas gw yang lagi kuliah spesialis anak di FK UGM. Erithrosit dan Leucosit-nya yang lebih tinggi dari nilai rujukan disinyalir sebagai tanda adanya infeksi. Protein dan juga nitrit yang ditemukan dalam urin kemungkinan mengindikasikan adanya kebocoran. Nah..ini yang bikin gw takut. Karena kalo infeksi telat bisa menjalar ke ginjal dan lain-lain. Takut aja kalo kebocoran itu karena fungsi ginjalnya terganggu..Oh, tidaaaaaaaaakkkkk…Gw makin parno aja ngebayanginnya.



Selasa siang, gw balik lagi ke Permata Cibubur karena DSA yang kemaren praktek lagi hari itu jam 2 siang. Eh, pas mau berangkat (nebeng tetangga gw yang baek hati, karena suami gak bisa ninggalin kerjaan dan kalo naek taksi terlalu dekat jadi gak mau di-order via telpon) gw di-sms kalo jam prakteknya berubah jadi jam 4 sore. Tapi gw tetep berangkat aja. Mendingan nunggu disana daripada nanti berangkat sore gak punya tebengan hehehe..Apalagi kalo tiba-tiba turun hujan lagi. Repot kan? Jadilah gw serasa piknik di rumah sakit J . Si Ian juga gw suruh langsung kesitu aja selepas pulang sekolah. Ternyata, DSA yang ini rada-rada ajaib. Setelah konfirmasi ke perawatnya, kemungkinan jadwal yang jam 4 sore itu masih belum pasti. Sementara DSA langganan anak-anak gw hari itu sifatnya on call. Jadi kalo gw mau pindah, belom tentu bisa. Dan gw liat memang belom ada pasien yang nge-daftar untuk hari itu. Nah lho…



Tiba-tiba papinya Emil telpon dan bilang kalo dia bisa balik cepet. Ya sudah…silakan menyusul J . Alhamdulillah lagi, pas gw tinggal ke musholla untuk ashar, balik-balik suami gw udah duduk manis dan bilang kalo ternyata DSA-nya Emil ternyata datang. Jadi langsung dipindah ama suami dan dapat nomer 1. Dan benar saja, melihat hasil lab memang Emil kemungkinan besar kena ISK dan juga phimosis. Memang gak panas tapi gejala lain ya sering mual dan muntah. Dokter hanya memberi antibiotik berspektrum luas, sambil menunggu hasil lab untuk kultur dan resistensi urin. Kalo sudah keluar baru dikasi obat yang memang tepat peruntukannya. Kan harus ketahuan si kuman ini jenisnya apa dan resisten terhadap obat apa, iya to? Dijelaskan juga, salah satu tindakan mengatasi phimosis adalah melalui sunat. Waduh…gw masih ngeri membayangkan Emil yang seimut itu harus disunat? Tapi untuk tahap awal, dokter memberi pengantar ke dokter Spesialis Bedah Anak agar dilakukan dilastasi (pelebaran). Kalo tindakan ini tetap tidak membuahkan hasil dan infeksi kembali berulang, maka mau tidak mau ya harus disunat. Walahh…….


Keesokan harinya, perjuangan mendapatkan urin Emil kembali terjadi. Dari subuh gw ama suami sudah berusaha, tapi ternyata meleset dan tumpah..L . Gw putuskan untuk berangkat kantor agak siang, paling tidak menunggu urin Emil terkumpul untuk bisa gw bawa ke lab. Akhirnya setelah bolak balik nongkrongin, bujuk-bujuk, nunggu-nunggu…akhirnya dapat juga! Horee…. J . Sekitar jam setengah delapan gw ama suami berangkat ke kantor sekalian mampir ke Prodia Cibubur. Soalnya setelah gw tanya-tanya disitu, urin yang dibutuhkan hanya sekitar 10cc, gak harus 1 wadah penuh. Dan gak harus urin sebelom jam 9 pagi. Kalo disarankan pagi tuh cuma karena disitu gak bisa proses sendiri. Jadi harus dibawa ke Kramat. Sementara yang di Kramat lagi banjir. Makanya musti pagi-pagi. Nah..yang ini pertimbangannya lebih masuk akal buat gw. Dan gak bikin gw lebih panik.



Setelah masukin urin ke lab, Emil boleh minum obat anti biotiknya. Memang langsung berkurang. Sambil menunggu ketemu dokter Spesialis Bedah Anak yang rencananya hari Sabtu ini ( 10/2/07 ), dan hasil lab yang masih Rabu depan, doain Emil semoga tidak menjadi lebih buruk yaaa……Terima kasih..J



 


 


 

Thursday, February 1, 2007

Banjir oh Banjir....

 



Pagi ini berangkat kantor dengan harapan cuaca lebih ceria dibanding 2 hari kemaren yang hujan melulu. Dari Cibubur berangkat jam 06.05 WIB dengan sinar matahari sudah mulai nampak malu-malu. Nampak memerah warnanya di ufuk timur. Suami gw sudah dengan mantap memacu mobil menuju arah Jakarta. Begitu keluar dari pagar cluster Central Garden, gw sama suami sepakat memilih jalur alternatif lewat pintu tol Cimanggis, mengingat waktu keberangkatan yang sudah lewat dari jam 6 pagi. Soalnya kalo pilih jalur biasa, lewat jalan Transyogi (Cibubur-Cileungsi) bakalan kena macet berkali-kali. Mulai dari depan gerbang Citra Gran (komplek rumah gw) sampai depan Plasa Cibubur. Nanti melambat lagi didepan Raffles Hills teruuus sampai depan Cibubur Junction pas mau masuk pintu tol Cibubur. Kalo lewat Cimanggis memang rada jauhan tapi relatif lancar karena bukan jalur yang bisa dilewati kendaraan besar seperti truk gitu.


Lancar memang.....tapi sampai samping pintu tol Pasar Rebo kendaraan mulei melambat. Padaaaaaaaaaattt banget. Gak seperti biasanya. Karena kalo masih jam setengah 7-an sudah mendekati pintu tol Taman Mini. Dan rupanya setelah mendengarkan radio, alamaaaak....banjir dimana-mana.... Maju sedikit, gw bisa ngeliat mobil-mobil yang dari arah tol Jatiwarna pada brenti. Menuju pintu tol Dukuh sampai mau masuk Taman Mini mereka macet cet....Malah ada beberapa yang keluar dari mobil dan saling bercengkerama...hehehe..udah kayak di pos ronda ajah..Daaan...hujan mulai turun. Makin lama makin deras,bow..


Sementara suami gw karena semalem kecapekan pulang malem, dia belom ngisi bensin. Padahal posisinya udah mendekati titik kritis. Bolak balik matiin AC mobil supaya menghemat bahan bakar dikit. Tapi gak bisa lama-lama mati karena hujan makin deras. Gak mungkin buka kaca mobil kan? Sempet berpikir mau nekad terus, tapi setelah keluar pintu tol Taman Mini, antrian kendaraan masih panjang dan padat, diputuskanlah untuk keluar saja. Rencananya mau putar balik, pulang. Tapi gw keingetan ada kerjaan yang musti gw selesain hari ini. Rencananya malam ini ada kick off meeting dan data itu diperlukan. Yaah...dengan penuh dedikasi gw putusin tetep ke kantor..hahahaha..padahal..huwaaaaaa....


Setelah beli bensin di Taman Mini, kembali gw dan suami berjibaku menghadapi kemacetan . Eeeh....lha kok yang namanya motor berseliweran kesana kemari masuk jalan tol! . Kondisi ini berlangsung terus sampai akhirnya gw masuk tol kota arah Tanjung Priok. Motor yang masuk dari Taman Mini memang keluar di Cililitan. Tapi ketika masuk tol arah Priok, terutama di sekitar Penas atau pintu Pisangan, mulai banyak lagi tuh kendaraan roda dua. Baik arah Priok maupun arah Cawang. Wiss....gak jelas banget deh....... Pintu tol Cempaka Putih tersendat. Malah banyak motor naek ke jalan tol lewat pintu keluar tol itu. Ternyata pas gw intip kebawah, depan ITC Cempaka Mas terendam air untuk jalan arah ke Senen. Pas sampai pintu tol Sunter malah ditutup. Sementara banyak mobil parkir dijalan tol. Mungkin milik orang-orang yang tinggal disekitaran situ yang rumahnya kena banjir. Gw pikir motor bakalan berhenti disitu. Ternyata,bow...sampai gw turun di pintu Ancol masih ada! Malah gw sempet ngeliat ada 1 pengendara sepeda. Sepeda lho,bow...bukan sepeda motor...


Begitulah nasib Jakarta ketika musim hujan tiba. Dari radio banyak diinfo soal banjir yang tingginya mencapai 2meter. Paling parah di wilayah Tangerang. Gw ambil beberapa gambar soal banjir hari ini dari www.liputan6.com :




ini banjir di Jalan Sudirman katanya :
Sekarang udah jam 12 siang tapi langitnya kayak udah jam setengah 6 sore. Gw gak berani membayangkan nanti pulang kantor bagaimana kalo sore nanti masih turun hujan juga .