Gw gak tahu, apakah setiap ibu akan merasakan hal yang sama seperti yang gw rasakan. Ketika buah hati kita diserang penyakit, rasanya kita sepenuhnya rela menyerah diri untuk menggantikannya. Dan ketika kita tak sanggup berbuat apa-apa, perasaan takut kehilangan begitu erat membelenggu kita. Bahkan gw sempat trauma bahwa gw akan ditinggalkan lagi, seperti kala orang-orang terkasih gw (Papi Farouk, Mamah Ade, Oom Eddy) pergi meninggalkan gw. Kadang gw berpikir,"Ah..mungkin gw yang terlalu berlebihan...". Tapi gw sendiri gak tahu bagaimana menghentikannya
.
Beberapa waktu lalu Emil didiagnosa terkena Infeksi Saluran Kemih atau ISK. Pemeriksaan lab selanjutnya menyebutkan kalau bakteri yang menyebabkan infeksi adalah E. Coli dengan jumlah signifikan 100,000/ml. Hasil lab untuk kultur dan resistensi ternyata hanya ada 1 jenis antibiotik yang sensitif terhadap bakteri tersebut dan yang bisa dikonsumsi Emil. Obat-obat lain biarpun sifatnya sensitif diterima bakteri, tapi tidak berupa obat oral. Semua injeksi. Artinya harus stay di rumah sakit kan? Sementara ada 1 jenis obat oral lainnya yang sensitif tapi hanya bisa dikonsumsi untuk usia 12 tahun keatas.
DSA Emil sudah memberikan obat itu sebelum hasil lab untuk kultur & resistensi keluar. Bingo! Ternyata memang hanya obat itu yang bisa diberikan . Setelah hasil lab keluar, DSA tinggal melanjutkan pemberian obat tersebut. Dosisnya sudah 150mg. Lumayan tinggi untuk anak gw yang baru berusia nyaris 8 bulan waktu itu. Pengobatan diberikan selama 10 hari. Setelah itu, istirahat minimal 3 hari, baru cek lab lagi. Untuk melihat apakah infeksinya sudah pergi.
Sewaktu melihat kondisi fisik Emil sih...semua baik-baik saja. Gak ada yang aneh, gak ada yang memburuk. Kondisi-kondisi seperti pipis warna merah atau kristal-kristal menggumpal yang menyertai air seninya sudah perlahan pergi. Memang pas dibawa ke dokter spesialis bedah anak untuk dilakukan dilatasi sebagai upaya menanggulangi phimosis-nya, memang sempat memerah ujung penisnya. Mungkin karena dipaksa supaya lebar. Alhamdulillah sesudah itu segalanya membaik. Menurut kacamata gw......
Hari ini, rencananya mau cek lab sekaligus ketemu DSA-nya Emil. Ternyata DSA-nya lagi seminar. Gw hanya bicara ditelpon & katanya disuruh bacain hasil lab kalau sudah keluar. Tapi ketika akhirnya hasil lab ditangan, gw malah gak bisa ngobrol ama dia. Telpon gw gak dijawab. Yaah...mungkin lagi seminar kan? Sementara gw mulai panik melihat hasil lab yang tetap mengindikasikan adanya infeksi. Malahan untuk kadar protein yang tes sebelumnya hanya ditulis positif (+) sekarang sudah menjadi positif 2 (++). Pikiran gw langsung kacau. Ketakutan terbesar gw kalau kalau infeksi sudah menyerang tempat lain. Takutnya keberadaan protein ini karena ada kebocoran pada fungsi ginjal.
Haduuuh....gw panik suranik deh..
Berhubung DSA-ny gak bisa dihubungin, akhirnya gw milih ke DSA lain tapi masih di rumah sakit yang sama, masih di Permata Cibubur. Pertimbangan gw karena medical record-nya masih terdata lengkap disitu. Kalau ada apa-apa lebih gampang menelusurinya. DSA yang ini lebih senior sih, laki-laki dan memiliki gaya berkomunikasi rada kenceng. Galak kalau gw boleh bilang. Tapi menjelaskannya juga runut. Jadi disatu sisi gw rada tenang. Karena menurut dia, beberapa ketakutan gw itu memang iya kalau secara teori. Tapi untuk menuju kesitu juga bukanlah sesuatu yang mudah. Maksud gw, ketakutan gw kalau infeksi sudah ke ginjal juga bukan serta merta mudah terjadi. Teorinya memang begitu kalau didiamkan atau telat penanganan. Tapi...gw kan juga gak yakin kapan anak gw mulei terinfeksi? Bisa saja karena daya tahan tubuhnya yang bagus, maka dia gak nampak separah yang orang kira?
Gw makin kalut sebenernya ketika DSA ini bilang kalau ternyata anak gw gak sembuh juga, berarti ada kecurigaan bahwa ada kelainan anatomi dalam tubuh anak gw. Duuh!!! Sesuatu yang tidk mudah untuk diobati kan? Gw bertanya peluang melakukan koreksi, ya dijawab dengan pisau bedah. Walaaaaaaaaaaaaaaahhh...
Ibu manapun pasti tidak akan tega menyaksikan anaknya masuk ruang operasi. Iya kan? Saat ini DSA itu memberikan antibiotik yang sama tetapi dengan dosis yang dinaikkan sedikit menjadi 160mg. Untuk 10 hari kedepan. Gw berharap semoga terjadi perubahan yang berarti. Sehingga anak gw tidak perlu mengalami berbagai macam kegiatan medis yang syerem-syerem, seperti dioperasi misalnya.
Doain yaaa....???
Aduh ngeri bener sakitnya Emil....cepet sembuh yah sayang!!! Sabar yah Vie.....*hug*
ReplyDeleteMakasih yaaa...:-)
ReplyDeleteGmn keadaan emil skrg? mudah2an jauh lebih baik ya..kusjes buat emil
ReplyDeleterencana sabtu ini 10/3/07 mau ke dokter lagi untuk cek urin sekaligus konsul. moga-moga dokternya ada. makasih yaaa...:-)
ReplyDelete