Sunday, January 28, 2007

Eternal Flame

Seorang temen yang berprofesi sebagai psikolog mengeluh. Capek katanya seminggu penuh menghadapi kasus perselingkuhan. Dia baru menyadari kenapa banyak rekannya yang menghindari konseling perkawinan. Ternyata memusingkan!


Yaah..dia yang berprofesi sebagai psikolog aja pusing. Apalagi gw yang bukan? Idealnya mungkin bisa memisahkan emosi dengan teori. Maksudnya bisa menghadapi masalah secara profesional. Kalo dengerin klien, ya mungkin dilihat aja dalam kerangka permasalahannya seperti apa. Tidak perlu dibawa ke hati kita. Apalagi sampai dipikirin berlarut-larut. Bikin stres kan?


Temen gw menjawab,"Psikolog juga manusia …."


Hahahaha…


Yup..It’s true..Apapun profesi kita, kita tetep manusia. Makhluk yang memiliki keterbatasan, yang memiliki banyak kekurangan juga. Apalagi jika kita berdiri sebagai makhluk sosial. Keterkaitan kita dengan sekeliling pastinya tidak bisa dengan mudah kita hindari. Terlebih lagi jika kita punya tanggung jawab moral. Tentu susah bagi kita untuk bersikap apatis, tidak peduli. Susah ya?


Oke deh..kembali ke masalah yang dibicarakan temen gw yaitu soal perselingkuhan. Ternyata gak peduli miskin atau kaya, tua atau muda, berpendidikan atau tidak, semua bisa mengalami. Rada mengerikan yak? Buat kita yang memiliki prinsip monogamis, sangat menjunjung tinggi lembaga perkawinan, mungkin memang menyeramkan. Tapi gw juga gak tahu, apakah dengan demikian artinya juga menyenangkan buat mereka yang menjalankan praktek perselingkuhan ini? Wallahualam…Gw gak berani menghakimi. Soalnya gw yakin mereka juga pasti punya alasan kenapa mereka melakukan itu. Mungkin sesuatu yang bener-bener gak bisa kita pahami? Who knows…


Yang jelas, gw selalu berdoa pada Allah SWT supaya gw dijauhkan dari hal-hal seperti itu. Kegagalan gw yang sebelumnya membuat gw selalu ingin mawas. Meskipun kegagalan gw yang dulu bukan karena perselingkuhan hehehe…Namun begitu ada sesuatu yang berbeda dalam hubungan gw dengan pasangan, selalu gw usahakan untuk bisa dikomunikasikan. Kalo memungkinkan juga langsung dicari pemecahannya. Jalan keluarnya seperti apa. Kadang gw juga lebih banyak intropeksi, kenapa bisa begini? Kenapa bisa begitu? Karena menjaga supaya api cinta yang kita miliki tetap menyala, bukan hal yang mudah juga. Dalam perjalanan, setelah bertahun-tahun hidup bersama pastinya ada pasang surut. Adakalanya kita sangat menggebu-gebu mencintai pasangan kita. Tapi kadang juga hasrat kita seperti terhempas dititik yang paling bawah. Nah, kalo lagi begini, godaan akan mudah menggelitik keyakinan kita. Selama ini kita sangat yakin dengan pasangan kita, dengan perkawinan kita, dengan tujuan hidup kita….trus tiba-tiba muncul sesuatu yang sangat menggoda. Membuat kita mempertanyakan kembali keyakinan kita tersebut. Apakah selama ini yang gw jalani udah bener?


Well, kalo udah sampai pada kondisi seperti itu, pastinya rumit. Menyelesaikannya sendiri mungkin juga gak mudah. Kalo gw pasti butuh konseling hehehehe…. Tapii…selama ini gw berusaha untuk tidak terlanjur berada pada kondisi yang membuat kita gamang. Jika sudah mulai jenuh, capek, bosan…gw harus cari cara untuk mengembalikan semangat gw. Buat gw sih gak perlu ribet, cukup nonton bioskop berdua saja sudah bisa membantu. Jika ada pikiran bahwa orang lain lebih baik dari pasangan gw, biasanya gw akan melihat kembali kedalam diri gw. Kembali kemasa lampau, masa dimana gw dipertemukan dengan pasangan gw dalam cinta. Mengingat kembali apa yang membuat gw mencintai dia sepenuh hati, membuat gw memutuskan berkata," I do…". Karena no body’s perfect kan? Gak juga pasangan kita, apalagi kita sendiri. Disini saatnya kita melihat kedalam diri kita sendiri untuk mengingatkan kembali bahwa kita pun juga gak sempurna. Secara fisik maupun mental.


Basi ya? Hehehehe…buat gw enggak sih. Justru dengan membaca kembali email-email yang pernah dia kirimkan sewaktu masih pacaran dulu, membuat gw selalu diingatkan seperti apa  rasanya jatuh cinta.


Dan gw masih mencintai suami gw….


 

No comments:

Post a Comment