Monday, July 28, 2008

Persahabatan Itu Indah

Persahabatan itu memang indah. Tidak heran kenapa gw sangat menjunjung arti persahabatan. Meskipun, tidak jarang orang-orang yang gw anggap sahabat (bahkan gw anggap kerabat) ternyata menganggap gw bukan siapa-siapanya. Seperti kena pukulan telak,”Ge-eR amat sih lo…….”. Diawal gw beranjak remaja, pengalaman diabaikan oleh orang yang kita anggap sahabat sering membuat gw sakit hati. Tapi seiring berjalannya waktu, gw lebih bisa memaknainya sebagai satu fase dalam kehidupan yang harus gw lewati. With or without them, gw harus tetap menapaki masa depan toh?

 

Beberapa hari lalu gw menunggu kakak nomer 2 yang lagi dirawat di RS M.H. Thamrin – Salemba. Selama menunggui dia dikamarnya, maupun pada saat dia menjalani operasi, gw banyak bertemu teman-temannya. Bahkan, beberapa diantara mereka pula lah yang merawat dan membawa kakak gw ke rumah sakit. Untuk masuk rumah sakit kan harus ada deposit. Dan mereka pula yang menyediakan. Tanpa sedikit pun membuat itung-itungan dengan kakak gw. Yang penting sehat dulu, kata mereka. Hampir setiap teman yang datang menengok, pasti menitipkan sejumlah uang untuk mengurangi beban biaya rumah sakit.

 

Sungguh, gw sangat terkesan!

 

Mereka ini pun tidak hanya membantu secara finansial, tapi juga mau direpoti dengan mengurusi segala keperluan kakak gw selama sakit. Bahkan baju kotornya juga mereka pikirkan. Kalo mereka bekerja, istri-istri mereka yang mengantarkan makanan dan keperluan lain ke rumah kontrakan kakak gw. Luar biasa! Nampak sekali kalo mereka benar-benar sayang, bukan didasari kepentingan-kepentingan gak penting.  Dan perhatian mereka tulus, tanpa mengharap kakak gw akan memberikan sesuatu sebagai balasan. Kecuali satu permintaan bahwa kakak gw harus pulang dengan kondisi sehat.

 

Rasanya haru sekaligus iri. Karena belum tentu ketika gw mengalami kondisi seperti dia, gw akan memperoleh perhatian yang luar biasa seperti yang dia peroleh. Tapi gw sangat sayang pada kakak gw. Jadi, Alhamdulillah - Terima kasih, Ya Allah…telah Engkau jaga kakakku dengan caraMU. Dan teman-teman gw semuaaaa….doain kakak gw supaya lekas sembuh yaaaa….. Terima kasiiih…..

 

 

 

*foto diambil ketika kakak gw mau meninggalkan ruang pemulihan dan kembali ke kamarnya

Sunday, July 20, 2008

ON/OFF

Dan dimulailah hari-hari yang menyedihkan itu…..

 

Mulai hari ini (21/7/08) , gw kembali menjalani hari-hari kerja bergiliran. Maksudnya, seminggu ini adalah jatah libur (off) gw. Karena mulai hari ini, di divisi gw mulai memberlakukan jadwal masuk kerja bergiliran. Kalo sesuai Skep Direksi, harusnya sudah boleh diberlakukan mulai tanggal 15 bulan Juli ini. Tapi karena beberapa pertimbangan, boss gw memilih untuk menerapkannya mulai hari ini. Di divisi gw, polanya dibagi 2 kelompok. Kelompok pertama masuk minggu ini, dan kelompok kedua masuk minggu berikutnya. Begitu seterusnya sampai keputusan mengenai program efisiensi ini dicabut kembali. Program efisiensi? Yup. Kantor gw tengah berada dalam situasi krisis. Salah satu upaya untuk menekan biaya operasional adalah dengan mengurangi biaya uang makan & transpor. Jadi, hari kerja pegawai non operasional dikurangi setengahnya. Efektif? Menekan biaya, ya ada pengaruhnya. Menumbuhkan sense of crisis? Ummmmm...not really. Karena banyak kebijakan manajemen yang masih mendua sehingga banyak karyawan yang masih belum ”ngeh” bahwa perusahaan dalam situasi krisis. Bahkan ada temen yang punya utang ke koperasi dan selalu mengeluh soal biaya sekolah anak, tapi ketika ada temen menawarkan baju batik seharga 300 rebu-an eeh...dibeli juga. Dimana krisisnya...gw gak tahu. Tapiii...asal tahu aja, perusahaan gw memang sudah bertahun-tahun dideklarasikan merugi dan perlu diselamatkan. Entah kenapa, selalu survive hehehehe.... Bulan lalu RI-2 sudah memutuskan untuk mempertahankan perusahaan ini. Meskipun Ibu Sri Mulyani tegas menyatakan : Likuidasi sajah, habis perkara. Well, kita tunggu saja apa yang akan terjadi kemudian. Namanya juga BUMN hehehe....

 

Bukan sesuatu yang baru sih. Justru karena gw pernah mengalaminya pada tahun 2005 -2006 maka gw bisa memastikan bahwa hari-hari kedepan akan sangat menyedihkan. Kenapa? Karena sebagai manusia di usia produktif, gw tidak memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan diri sepenuhnya. Gaji sih gak dipotong. Bahkan boleh dibilang saat ini naik gaji karena kerja setengah bulan tapi bayaran penuh. Tapi sebagai individu yang pengen maju tentunya kondisi seperti itu sangat tidak menyenangkan.

 

Gw ingat pada bulan Juni – Juli 2005 ketika gw menghabiskan sisa cuti 2004 yang digabungkan dengan jatah libur. Praktis selama 1 bulan gw berada dirumah tanpa melakukan apa-apa. And you know what? Gw seperti kena serangan depresi. Selama beberapa malam gw sempat dihantui ketakutan bahwa gw besok akan mati. Otak gw seperti tersumbat dan nyaris tidak bisa diajak berpikir jernih. Alhamdulillah gw masih waras sehingga serangan itu bisa gw atasi dengan diskusi bersama suami dan teman dekat. Alhamdulillah!Kalo gak kan gw terpaksa menginap di Grogol! Hahaha...... Setelah gw pikir-pikir, sebagai orang yang terbiasa bekerja di kantor lalu tiba-tiba harus tinggal dirumah tanpa melakukan kegiatan apapun, gw sedikit syok. Waktu itu memang gw gak punya rencana untuk melakukan apa-apa. Paling-paling program nambah anak. Dan memang ternyata ketika gw hamil, gw jadi lebih bisa menikmati jadwal kerja yang bergiliran seperti itu.

 

Pengalaman itu membuat gw sekarang harus lebih siap menghadapi hari-hari menyedihkan ini. Gw gak boleh kalah. Beberapa rencana pribadi sudah gw persiapkan. Doain aja yaa?

 

Ataw ada yang mau nawarin kerjaan?

 

 

Monday, July 7, 2008

Terkunci Jilid 2

Pernah baca yang ini kan?

Kemaren (7/7/08) kembali terulang kejadian yang sama. Bermula dari sms sepupu gw (babysitter-nya Emil lagi mudik, jadi gw terpaksa impor tantenya dari Solo) yang mengabarkan kelakuan anak sulung gw.

”Adeknya dikunci di kamarmu, Mbak”. Hadduh! Emosi sudah mulai naek. Ditambah lagi, ”Malahan adeknya tiba-tiba sudah didalam kamar mandi dan tereak-tereak minta dibukain”. Hhhhhhh....emosi makin meninggi....

 

Acara town hall meeting di kantor gw tinggal dulu. Rasanya udah pengen mengomel panjang pendek ke si sulung. Seperti biasa, jawabannya tidak bertanggungjawab dan tambah bikin marah. Duhhh!!!! Percakapan ditelpon berakhir dengan ancaman menyita playstation jika kelakuan tidak berubah.

 

Karena waktu sudah mendekati waktu pulang, maka gw memutuskan untuk tidak kembali ke town hall meeting. Toh sudah banyak yang handle, pikir gw. Akhirnya gw memilih sholat Ashar dan dilanjutkan dengan mencari tebengan pulang. Sambil menunggu konfirmasi tebengan, tiba-tiba ada sms masuk lagi. Dari sepupu gw : “Anakmu bar ngunci dw nang kmr bwh. Aku wis njaluk tlg satpam n ud bs lwt atas pintu. Ki satpam 2 dikei piro?”. Translation : "Anakmu baru saja mengunci dirinya sendiri di kamar bawah. Aku udah minta tolong ke satpam dan udah bisa lewat atas pintu. Ini 2 orang satpam dikasih berapa?”

 

Haddduuuuhhh.......!

 

Untungnya sepupu gw cukup cerdas jadi tidak seketika menelpon gw ketika kejadian berlangsung. Dia tunggu sampai semua terselesaikan dengan baik dan benar baru mengabari gw. Itupun karena dia tidak tahu harus memberi uang lelah berapa rupiah kepada para satpam. Jadi, kejadiannya itu berlangsung setelah Emil selesai dimandikan. Sepupu gw beranjak ke dapur untuk menumis sesuatu. Tapi mendadak terdengar suara,”Cekrek!”. Pembantu di rumah langsung berteriak, ”Emil??!!” dan teriakan itu menyadarkan sepupu gw bahwa Emil terkunci didalam kamar.

 

Sepupu gw mencoba tenang. Dia pergi ke jendela yang terletak didepan. Untungnya tidak sedang dikunci. Jadi dia bisa berkomunikasi dengan Emil. Diajak ngobrol dan diarahkan untuk dapat membuka kunci pintu.

”Emil, diputer kekanan yaa...”.

Dan si Emil memutar kunci kekiri. Lhah...jadi ngunci 2 kali dong??

”Puter kekanan, Emil...”. Baru dia puter kekanan. Sekali ajah. Dduuuuuuh..... . Kondisi ini berulang-ulang dan akhirnya membuat Emil mulai bosan dan ingin keluar.

”Bukaa...bukaaa...”, teriaknya sambil menggedor-gedor pintu. Udah mulai menangis.

Sang tante juga mulai panik. Segera dia minta pembantu yang sebelumnya cuman fashion show bolak balik depan pintu kamar untuk mengambil alih tugasnya menemani Emil dari jendela kamar. Oh iya...jendela ini berteralis, boo.. Jadi tidak bisa untuk lewat Emil.

 

Selanjutnya sepupu gw menelpon pos satpam dan datanglah bala bantuan. Kenapa jadi banyak sekali, karena proses penyelamatan yang melewati lubang angin diatas pintu menuntut postur seseorang yang tidak terlalu besar. Sementara 2 orang satpam yang datang pertama kali body-nya gede-gede.

 

Alhamdulillah drama yang menurut sang tante berlangsung setengah jam lebih itu akhirnya berakhir damai dengan bantuan 3 orang satpam! Dan para satpam sebelum meninggalkan rumah gw berujar,” Emiiiil...Emiiil.....”. Pastinya dengan senyum dan geleng-geleng mode on. Pheewww........