Monday, February 4, 2008

Bahasa Anak

Gw inget dulu sering berdebat dengan si sulung, Ian….

“Gak usah ya?” gw mencoba menawar keinginannya.

“Usaaahhhh…!!!!” dia menukas ketus.

Heii…bahasa apa itu? Yaah...bahasa anak-anak. Simpel aja kali yaaa...karena ada kata ”gak/nggak” berarti tidak boleh. Nah, untuk mengkomunikasikan bahwa dia mau yang dibolehin maka dia memilih mengucapkan kata sesudah kata ”gak/nggak”. Masuk akal sih....

 

Bertahun sesudahnya, ketika dia sudah mengenal bangku sekolah, satu lagi penggunaan kata yang kadang bikin gw senewen. Setiap ditanya apakah dia sudah mengerjakan apa yang diperintahkan ke dia, jawabnya,”Iyaaa....ini baru pengen kesanaaa..”. Hhhhh.... kok ”pengen”? Bukannya ”mau”? Atau ”akan” kek...atau ”hendak” kek...Seolah-olah semua baru tersirat dalam hatinya dan bukan segera dilaksanakan. Bete kan?

 

Sekarang bungsu gw, Emil, punya gaya bahasa sendiri. Memang gw yang minta dia untuk manggil bapak-ibunya dengan sebutan Pappita & Mammita. Tapi tahu nggak, ketika tiba-tiba suatu hari si Ani pengasuhnya terkaget-kaget karena dipanggil, ”Anitaaaaa.....”.  Belum lagi pengasuhnya si Dinda yang bernama Anah pun dia panggil ” Anataaaa.....”.  Paling parah adalah ketika dia memanggil pengurus anjing Rottweiler sebelah rumah dengan sebutan,”Erikaaaaa....” padahal nama asli si mas itu adalah Erik. Pusing kan lo...  Orang majikannya aja sampai terbengong-bengong demi mendengar Emil memanggil pegawainya dengan panggilan sayang begitu huehehehe...

 

Selain itu, setiap Emil menggemari sesuatu pasti ditanyain melulu. Termasuk ketika suka pada patung. Terutama patung kuda (kebetulan di komplek perumahan gw banyak patung kuda). Sampai-sampai ketika ketemu langsung dengan kuda beneran dia tetep berteriak, ”Patung kuda!!”. Dan pastinya tetap tidak mudheng juga meskipun berkali-kali dijelaskan kalo itu kuda hidup, bukan patung. Repotnya, semua yang berbentuk benda hidup suka dia sebut patung. Misalnya dia lihat ikan di akuarium, dibilangnya “Patung ikan!”. Atau kalo dia lagi suka sama truk dan bis, maka dia bisa memanggilnya dengan,”Patung bis!” atau “Patung truk!”

 

Tapi yang parah adalah ketika dia memanggil kakaknya sendiri, “Patung Ian!”. Dan lebiiih parah lagi ketika dia bertanya (dimulai beberapa hari yang lalu...),” Bis Ian mana Mammita?” Yaaaaah........

9 comments:

  1. Hehehe...mudah2an kamus bahasa anak cepat keluar yah say...suapaya kita sebagai ortu ga pusing kalo ngedengarnya.

    ReplyDelete
  2. huahahahahaaaaaaa.... gw ngakak abis baca yg inih!!
    Emil kreatif yah!! :D
    btw, Pappita-Mammita itu bahasa apa, mbak?

    ReplyDelete
  3. hahaha..anita..hehehe..erika... dia bikin kokesi kalo semua nama itu ditambah akhiran a.. jadi deh erika..hahahahahahaha

    ReplyDelete
  4. heheh... lucu emang ya bahasa anak tuh..

    ReplyDelete
  5. biasanya gw nanya dulu ke kamus berjalan alias mbak-nya, apa maksud perkataan Emil. Kalo dia juga gak mudheng, jadi deh sama-sama bego hehehe

    ReplyDelete
  6. Lo inget si Dulce Maria gak? Nah...dari sanalah berasal....hehehehe...penggemar telenovela gitu loh! ;-p

    ReplyDelete
  7. cuman herannya ada beberapa orang yang gak ditambahin ta atau a sama dia. seperti ian, misalnya. biarpun ian minta dipanggil ianta, dia keukeuh gak mau hehehehe....

    ReplyDelete
  8. *gubragg* huahahahahaaaaa.... oalaaahh... :D

    ReplyDelete