Ngikutin berita soal Perda No. 11 Tahun 1988 yang direvisi? Sudah diloloskan di DPR dan tinggal disosialisasikan. Kalo gw sih sebagian besar setuju. Tapi keraguan gw juga besar. Apa iya Pemerintah Daerah Khusus Ibukota ini bisa melaksanakan dengan baik dan benar sesuai yang dicita-citakan? Hmmmm....I’m not sure.... Soalnya kebayang perda tentang larangan merokok ditempat umum saja sampai sekarang masih gak jelas penertibannya. Kalo menurut kalian gimana?
Coba deh, bayangkan saja kalo kalian melakukan salah satu kesalahan seperti tersebut dibawah ini :
- Pejalan kaki wajib berjalan di tempat yang ditentukan (trotoar)
 - Setiap orang wajib menyeberang di tempat penyeberangan yang disediakan.
 - Setiap penumpang wajib menunggu di halte atau pemberhentian yang ditetapkan  
(pelanggaran atas 3 aturan di atas, dikenai denda Rp 100.000-Rp 20 juta, atau kurungan 10-60 hari) - Setiap pengemudi wajib menunggu, menaikkan, dan menurunkan penumpang di tempat pemberhentian yang ditentukan 
(pelanggaran didenda Rp 500.000 - Rp 30 juta, atau sanksi kurungan 20-90 hari). - Setiap kendaraan bermotor dilarang memasuki jalur busway 
(pelanggaran didenda Rp 5juta-Rp 50 juta, atau sanksi kurungan 30-180 hari). - Ketentuan 3 in 1, dan larangan penggunaan joki 
(pelanggaran didenda Rp 500.000-Rp 30 juta, atau sanksi kurungan 20-90 hari). - Larangan menjadi joki 3 in 1 
(pelanggaran didenda Rp 100.000-Rp 20 juta, atau sanksi kurungan 10-60 hari). - Larangan menjadi penjaja seks atau memakai jasa penjaja seks komersial (pelanggaran didenda Rp 500.000-Rp 30 juta, atau sanksi kurungan 20-90 hari)
 - Larangan menyuruh, memfasilitasi, membujuk, memaksa orang untuk menjadi penjaja seks komersial 
(pelanggarannya dianggap sebagai tindak pidana kejahatan) - Larangan menyediakan bangunan sebagai tempat berbuat asusila 
(didenda Rp 5 juta-Rp 50 juta, atau sanksi kurungan 30-180 hari) - Trus juga larangan mengamen, mengemis, mengelap mobil dan pedagang asongan di tempat umum, bisa kena denda. Dan yang memberi uang/imbalan juga kena. Disarankan untuk menyalurkan bantuan lewat yayasan atau badan resmi.
 
Naaaaah....gw sering berhenti bukan di halte dan menyeberang bukan di jembatan penyeberangan (meskipun sebenernya suka ngeri sendiri hehehe...). Kebayang kalo gw ketangkep terus kena hukuman seperti disebut diatas. Hadduuuuh............... 
Tapi kalo soal pengemis dll itu gw setuju banget. Biar Jakarta lebih rapi. Trus kita juga lebih tepat manfaat (apaaaaa cobaa...) dalam beramal. Maksudnya tepat sasaran sehingga manfaatnya jelas. Soalnya gw masih kebayang keluarga pengemis di perempatan Pulomas-Kelapa Gading yang mengemis sekeluarga (bapak ibu dan anak-anaknya) tapi masih punya anting-anting emas nempel di telinga. Gak yakin kan kalo mau ngasih sedekah?
Iya ya, kalo kendaraan bermotor yang jalan di trotoar gimana? trus kendaraan yang parkir di trotoar dan pinggir jalan gimana? di matraman tuh banyak banget mobil omprengan yang ngalangin jalan, tapi sampai sekarang di cuekin aja sama pemerintah dan polisi
ReplyDeleteWalah piikk,,,neng kene akeeeehhh banget wong ngemis,,,stiap hari mingu yg ke rumah tuh antara 70-90 orang. Bayangin,,,blom hari2 lain,blom yg di 1/4an,,,tapi emang dari dulu(yg di 1/4an),klo gak cacat aku gak kasih,,,Memang perlu ada peraturannya.
ReplyDeleteagak pesimis Mba......dan harusnya dibuat lebih rinci......jgn cuma mengedepankan sanksi.....*ini malah bikin pungli mkn banyak.... :(
ReplyDeletekarena kondisi dan fasilitas publik yg ada masih ada yg ga memungkinkan utk pelaksanaannya......
Aku setuju semua... biar endonesa lebih manusiawi.
ReplyDeleteperaturan2 yang bagus kalo diterapkan dengan tepat. tapi kalo pengalaman2 masa lalu bisa dijadikan referensi, keraguan elo itu wajar sil. waktu baca peraturan ini yang terlintas dipikiran gue pertama kali adalah gimana cara mengkontrolnya? kalo ga dikontrol sama juga boong deh hay..
ReplyDeleteperaturannya sih bagus.. tp mentalnya dan kondisi niy bangsa belum siap deh.
ReplyDeleteRakyatnya udah miskin, dikasi denda banyak ngga bisa bayar. Sementara yg punya duit, ntar nyogok petugas.
Akhirnya tuh perda cuman jadi pajangan..
mungkin karena belom dilakukan perda ini,mbak...semoga nantinya sih lebih baek kali yaa....:-) salam kenal ..
ReplyDeletewalah.....uakeh tenan,buw??? *geleng-geleng mode on*
ReplyDeletesetujuuuu...sedihnya yah kalo liat mental bangsa ini? hiks hiks...
ReplyDeleteini aku juga setujuuu...:-))
ReplyDeleteitu sudah...sama kayak perda larangan merokok. awal2nya doang kenceng. sesudahnya yaaah...sami mawon! ;-p
ReplyDeletegw rasa emang begitu, tix...:-((
ReplyDeleteyuppy.....
ReplyDeleteohya...d halte dkt rumah q justru aneh...polisi berjaga d halte....dan klo ada angkot yg mau berhenti ya setelah haltenya..klo pas halte malah d tilang........:(
nanti biar polisinya yang kena denda sama pak trantib xixixixi.....
ReplyDeleteAda-ada aja nih Perda....
ReplyDeletebiar Pemda-nya juga ada kerjaan hehehe...
ReplyDelete