Semalam (12/5/08) gw menonton acara Super Soulmate Show di Indosiar. Bukan penggemar sih. Maksudnya, dibandingkan waktu Mamamia Seleb Show yang sering gw tonton, yang ini hanya sesekali saja kalo kebetulan remote tipi kepencet trus ada yang menarik. Dan ada yang sedikit menggelitik hati dan pikiran gw ketika nonton tadi malam.
Salah satu pesertanya adalah Benjo, anggota kelompok musik komedi Teamlo (beberapa personil Teamlo pernah nge-band bareng sama gw duluuuuu banget waktu masih di Solo. Tapi yang Benjo ini gw gak gitu kenal). Si Benjo ini membawa seorang laki-laki berdandan perempuan sebagai soulmate-nya. Well, there’s nothing wrong about it. Toh si Ivan Gunawan yang hadir sebagai Nona Igun juga memiliki tampilan perpaduan antara laki-laki dan perempuan. Kebetulan si ”laki bukan perempuan bukan” ini punya kiprah seabrek di Solo. Sewaktu dia menyebut sebagai presenter, langsung ingat waktu gw pulang kampung akhir tahun lalu memang gw sempat terheran-heran menyaksikan acara talkshow di stasiun teve lokal dengan host seorang berpenampilan wanita tapi kok bentuk aslinya laki-laki. ”Ooh...jadi ini orang yang sama toh...”
Tiba-tiba perasaan gw jadi gak enak. Pikiran gw sedikit dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin buat sebagian orang gak penting. Tapi buat gw mengganggu juga. Untuk diketahui bahwa selama ini anak bungsu gw suka menonton acara Mammamia di stasiun yang sama. Namanya anak-anak, ketika acara lain dikemas serupa muncul (Super Seleb Show, Super Soulmate Show, dll) buat anak gw tetep bernama Mammamia. Dimana disitu ada Oom Eko, ada Oom Ruben, ada Ivan Gunawan. Kalo Ivan Gunawan semata yang berdandan perempuan, gw masih bisa menjelaskan meskipun agak ngawur misalnya : ”Itu badut”..(maap kalo kejam) atau apa saja yang dapat dia pahami dengan pola pikirnya sendiri. Tapi ketika penampil serupa sering bermunculan, gw kepikiran. Tengok pula gaya Dave Hendrik di Idola Cilik-nya RCTI (kebetulan anak gw juga suka nonton ini) atau acara Be A Man-nya GlobalTV yang lebih terang-terangan (yang terakhir ini tayang malem banget sih dan bungsu gw pasti gak nonton. Tapi yang gede masih bisa nonton).
Apa jadinya kalo anak gw disuguhi tontonan yang demikian berkali-kali?
Jujur sebenarnya gw gak pernah ada masalah dengan gaya hidup penyuka sejenis. Banyak temen gw yang demikian. Gw gak diskriminatif. Intinya, secara sosial gw baik-baik saja bergaul bersama mereka.
The problem is, bagaimana gw harus menjelaskan kepada anak gw? Secara agama, jelas agama gw tidak membenarkan praktek kehidupan seperti itu. Tapi menjelaskan secara sosial, gw juga bingung. Kalo terlalu permisif, jangan-jangan si anak salah menangkap. Sumpah, sebagai orang tua gw maunya anak-anak gw besar dengan baik dan normal. Tanpa penyimpangan-penyimpangan apapun. Kalo terlalu agresif, gw takut dianggap membenci. Karena tidak mungkin mengajarkan kebencian pada anak-anak. Itu juga salah.
Haduuuh....musti gimana coba???
*gambar ambil disini*