Tuesday, April 1, 2008

Berteman, Bersahabat, Bersabarlah…

Punya teman? Punya sahabat? Pasti doong…Harusnya sebuah persahabatan dan pertemanan akan membuat hidup kita lebih indah dan bermakna. Karena kita disadarkan akan pentingnya menghargai orang lain dan bagaimana menjaga agar silaturahmi antar teman selalu dalam kondisi yang baik. Dalam kenyataannya, pengalaman mengajarkan banyak hal yang berkebalikan dengan harapan kita. Tidak selalu harus disikapi sebagai hal buruk yang menyedihkan. Karena toh pengalaman buruk pada dasarnya menjadi guru terbaik buat kita dalam mengarungi kehidupan. Klise? Ya siih…tapi itulah yang terjadi.

 

Kakak gw adalah orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai pertemanan. Apapun akan dia lakukan untuk yang namanya teman atau sahabat. Gw ingat dulu Mamah pernah kelimpungan nyari sprei kesayangannya. Usut punya usut ternyata diambil kakak gw untuk diberikan kepada nenek sahabatnya. Alasannya? ”Kasihan...dia gak punya”..... Padahal waktu itu hidup kami juga boleh dibilang tidak berkecukupan. Omelan panjang pendek si Mamah tidak mempengaruhi kakak gw. Teman is the best. Tapi kemarin, karena pertemanan dengan seorang perempuan membuatnya berada dalam masalah keluarga. Salah paham dengan sang istri membuat posisinya terpojok. Penjelasan dalam bentuk apapun juga sulit diterima. Mana ada istri yang dikalahin sama perempuan lain yang judulnya sebagai teman?? Nenek-nenek dari Hongkong juga tahu kalee.... Namanya sudah menikah, prioritas utama ya keluarga. Ketika ipar gw telpon rasanya gw langsung emosi campur gemes sama kakak gw. Hhhhhh......

 

Sabaarrrr....

 

Soal sahabat juga membuat kenyamanan gw bekerja dikantor berkurang. Ceritanya, selama ini gw bersahabat dengan manager gw. Laki-laki. Tapi satu pagi boss gw manggil untuk urusan kerjaan, dan tiba-tiba dia bilang,”Mbak..mbok jangan terlalu sering duduk didepan meja Mas W..” blaa blaa blaa.... Persahabatan yang selama ini gw jalani dengan baik dan benar (maksudnya bener-bener bersahabat dan bukan ”bersahabat”) dipertanyakan. Gw jadi bingung, ada yang salah gitu? Padahal alasan gw duduk disitu karena gw suka mencuri ilmu. Banyak hal yang gw pelajari dari dia. Hal-hal terkait pekerjaan tentunya. Sesekali aja soal ilmu agama. Teman-teman di kantor ketika gw bagi cerita soal ini pada ketawa ngakak. Umumnya memberi komen yang sama,”Lo bilang doong, besok lo pindah duduk ke ruangan dia aja biar dia gak cemburu!” Waakkss!!!!

 

Sabaarrrr....

 

Dan yang lebih bikin emosi lagi ketika sahabat yang selama ini kita kenal berubah menjadi menyebalkan. Bahkan cenderung membuat gw merasa malu. Tapi...apa mau dikata? Orang punya pandangan hidup masing-masing. Gw gak berhak mengatur hidup orang lain. Disinilah mungkin batas bersahabat menjadi kabur. Perasaan sayang kita, perhatian kita, ikatan emosional yang selama ini ada, perlahan-lahan menepi. Meninggalkan kita sebagai satu individu utuh. Diri kita yang sesungguhnya. Kehilangan? Pasti.... Tapi apa yang bisa kita lakukan?

 

Sabaaarrrrrrr.......

 

 

*gambar ambil disini*